Jumat, 11 September 2015

Tokoh yang Heroik



Mayor Oking Djaya Atmadja adalah tokoh sentral “lapangan” dalam penumpasan PKI Madiun, DI/TII juga ketika NICA Belanda agresi militer dan menghalau pasukan sekutu tersebut di Pelabuhan Ratu sehingga gagal masuk ke Sukabumi. Karir cemerlang Mayor Oking sangat brilian, DI/TII yang menyerah di daerah pegunungan Jawa Barat dikawal oleh beliau masuk ke Bogor walaupun dengan kondisi tangan yang sudah diamputasi ketika tertembak dalam penumpasan PKI di Solo ketika pemberontakan 1948. Keadaan beliau yang parah waktu itu dikunjungi langsung dan dipeluk sahabat-sahabatnya, seperti Jenderal Sudirman, juga Gatot Subroto dan AH Nasution di Rumah Sakit Solo (waktu itu belum jenderal). Wajar kiranya, AH Nasution meminta Bupati Bogor maupun Bekasi untuk mengabadikan salah satu putra terbaik bangsa ini menjadi nama jalan, dan diabadikan sejak tahun 1972.    (Nara-sumber: http://hellobogor.com/)
Jadi Oking Djajaatmadja walaupun domisili di Bogor tapi perjuangannya untuk mempertahankan kemerdekaan mencapai Jawa Tengah.

Perjuangan Mayor Oking Djajaatmadja (Raden Mayor Oking Jaya Atmaja) ini dikisahkan oleh Putri beliau Yenny Hermany Oking, SE.
Mayor Oking
Oking Jayaatmaja lahir Tahun 1918, beliau wafat di usia 45tahun tanggal 07 Oktober 1963 dalam keadaan sakit. Karir Mayor Oking dikenal yaitu pada saat beliau sebagai Komandan KOMPI setelah beberapa saat kemerdekaan RI pasukan sekutu NICA yaitu tentara Inggris masuk menyerang Sukabumi melalui Pelabuhan Ratu dengan gigihnya pasukan Siliwangi yang dipimpin oleh Mayor Oking dapat menghalau/melawan sehingga pasukan Inggris pun mundur balik tidak dapat masuk ke Sukabumi.
SEJARAH PENUMPASAN DI/TII KARTOSUWIRYO
Pada tahun 1948 yang dipimpin oleh Mayor Oking yang bermarkas di kecamatan Cibatu Kabupaten Garut tapi tidak sampai tuntas karena Beliau ditugaskan hijrah bersama pasukan Siliwangi ke Jogjakarta yang lebih dikenal dengan Long Mach Siliwangi dan untuk penumpasan DI/TII ditugaskan Komandan Letjen M. Sanip (pernah diwawancarai di TV One) dalam rangka ramai-ramainya kasus peristiwa Nii).

Setelah pasukan Siliwangi hijrah ke Jogja untuk menumpas gembong PKI Muso sebagai komandan KOMPI Mayor Oking dan Komandan Batalion dipimpin Jendral Umar Wirahadi Kusumah jabatan Beliau terakhir adalah sebagai Wakil Presiden RI. Pada suatu saat pertempuran PKI Muso dan Siliwangi yang dipimpin oleh Mayor Oking pada saat itu sedang memimpin pertempuran di Stasiun Balapan Solo tertembak lengan kanannya sehingga beliau di amputasi lengannya di Rumah Sakit Solo dan setelah pulang dari RS Solo Beliau dikunjungi dan dipeluk_oleh Jendral Soedirman disaksikan oleh Jendral Subroto dan Jendral Nasution.
Yenny Oking

Setelah itu pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat dengan berjalan kaki selama 3 bulan. Mereka melakukan perjalanan pada malam hari karena jika melakukan perjalanan pada siang hari mereka takut diperangi oleh penjajah Inggris, dan setelah sampai di Jabar, bermarkas di daerah Teluk Jambe Kabupaten Karawang.

Penumpasan gerombolan DI/TII digunung Salak pimpinan Bapak Palar sehingga gerombolan tersebut menyerah dan turun ke Kota Bogor dengan di dampingi oleh Mayor Oking, dan penumpasan gerombolan di daerah Cariu Bogor sehingga gerombolan tersebut menyerah.
Mayor Oking Djajaatmadja beserta keluarga


Sejarah nama jalan Mayor Oking di Citeureup Juga di daerah Bekasi adalah intruksi Jendral Abdul Haris Nasution kepada Bupati Bogor akhirnya Bupati Bogor pun dengan anggota DPR mengadakan sidang Paripurna dan disahkan oleh DPR Kabupaten Bogor pada tahun 1972.
( Diriwayatkan kembali oleh Poenk Kuntardi )



Catatan :
Eka Oking Jayaatmaja
1- 
Foto diri Mayor Oking & foto Tugu Prasasti didapat dari salah satu putranya,  Eka Oking Jayaatmaja  (Eka Oking).

2-  Hedi Achadiat berkomentar di Facebook: “Alm. Mayor Oking, beliau tertembaknya bukan di stasiun Solo balapan, tapi pada saat alm. istirahat bersama pasukan siliwangi, kejadiannya menjelang subuh diserang tentara dari Jawa Tengah yg membelot ke PKI saat itu, ini
Hedi Achadiyat
secuil yang saya ketahui dan yg ada di memori saya dari cerita Almarhum orang tuaku (Mayor R. Oenoes Sanusi) yg sama-sama saat itu hijrah ke Jogjakarta, semoga ini menjadikan ralat dan bermanfaat”.
(Hedi Achadiat S Sumawikarta, Teman se-Alumni SMPN 4 Bogor dari Hermansyah bin Oking Jayaatmaja)=>
Herman Oking

3-   Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2014 tingkat Kota Bogor juga diisi dengan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Dreded. Dalam seremoni tersebut DanDim 0606 Kota Bogor Letkol ARH Rakhmad Santoso bertindak selaku Inspektur Upacara sementara DanRamil 0601 Bogor Tengah Kapt. Inf. Eka Purnama selaku Komandan Upacara. Turut hadir dalam seremoni tabur bunga, Walikota Bogor Bima Arya beserta wakil serta segenap jajaran unsur Muspida dan Muspika Kota Bogor. Walikota Bogor
Bima Arya  bersama Kaporesta Bogor Kota AKBP Irsan dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Heri Cahyono berkesempatan memberi penghormatan diatas pusara Rd Achmad Sjam, Mayor Oking dan Kapten Muslihat. Dalam kesempatan itu Bima Arya menyampaikan nama Mayor Oking yang telah diabadikan menjadi salah satu jalan utama di Kota Bogor diharap bisa menjadi jalan kebanggaan. “Insya Allah kita tata agar tidak menjadi sumber kemacetan tapi menjadi jalan kebanggan warga Kota Bogor, seperti halnya warga Kota Bogor bangga terhadap perjuangan Mayor Oking,” pungkasnya.
Taman Makam Pahlawan 'Dereded' - BOGOR
(http://kotabogor.go.id/index.php/show_post/detail/806/walikota-bogor-beri-penghormatan-di-pusara-pahlawan#)


4-     www.cibinongarsip.blogspot.com menceritakan : “Bagi warga Bogor sebenarnya kisah perjuangan Mayor Oking lebih heroik dari Rambo. Bukan cuma katanya, apalagi cuma tokoh film, Pejuang Bogor ini benar-benar memenangkan berbagai pertempuran.” 
( http://cibinongarsip.blogspot.com/2014/10/mayor-oking-lebih-heroik-dari-rambo.html )


1 komentar:

  1. Masya Allah Kakek Kakek ku (Aki R. Oenoes Sanusi, Aki R. Shaleh Danasamita adalah pahlawan dan pejuang
    Belum lagi ditarik ke Buyut dari Sumedang Subhanallah
    (salam Ary Suhendra cucu dari RA. Roekmini Sumawikarta)

    BalasHapus