Kenangan Sukamulya Kota Bogor

Ciliwung di Belakang Sukamulya BOGOR


Mulya Soepardi  disatu kesempatan pernah bercerita  kepada Sdri.  Retno Winarni (Teman se-Alumni SMPN 4 BOGOR)  - Dulu Sukamulya itu namanya  ‘Babakan Bombay’ – konon disitu ada tempat pembakaran mayat orang India (Bombay) yang beragama Hindu.
Setelah Ayah saya  (Soepardi  Raksadipradja ) pindah kesitu  “Rumah masa kecil saya alamatnya di Jl Sukamulya II no 16 – Sukasari Kota Bogor. Keluarga saya pindah ke Sukamulya sekitar tahun 1951”– (Babakan Bombay) – almarhum Ayah mengusulkan namanya dirubah jadi Sukamulya. Ayah saya yang usul nama Sukamulya – Saya yakin nama Sukamulya itu diusulkan karena anak2 Ayah saya memakai nama Mulya semua – dan Almarhum mengurusnya ke Kelurahan dan Kotamadya Bogor – kebetulan Ayahnya  juga bekerja di  Kotamadya Bogor. Maka jadilah namanya Sukamulya menggantikan Babakan Bombay sejak sekitar tahun 1952 atau 1953. Memang cerita ini banyak orang yang tidak tahu. Itu yang diceritakan oleh Almarhum Ayah saya. Komentar dari Herman Oking (Alumni SMPN 4 1971 ) => kalo begitu nama ‘Suka’nya dari Sukasari, karena di Daerah  Sukasari  BOGOR (klop deh).
Di Sukamulya jaman dulu banyak lahan kosong dan lahan kuburan (Chinesse). Lahan kosong yang merupakan tegalan bisa dipakai main bola, main kasti , main volley atau olah raga lainnya. Dimana kegiatan2 tersebut dapat membuat silaturahmi diantara kawan sepermainan menjadi dekat sekali – sampai saya keluar Sukamulya karena harus kuliah ke Bandung.Di lahan kosong juga kami bisa buat kemah sederhana yang dibuat sendiri dari bambu dan ditutupi alang2 terus makan sama2 – bacakan. Macam2 kegiatan anak2 untuk bermain. Sukamulya betul membuat anak2 warganya nyaman dan penuh dengan permainan yang indah dan berkesan.
Segala permainan yang sekarang kelihatannya sudah tidak dimainkan lagi oleh anak2 kecil seperti galah asin, gatrik, gampar, kelereng, layangan, sondakh, “ucing sumput”, badminton, tenis meja – waaah macam2 permainan bisa dilaksanakan dengan adanya lahan yang cukup memadai. Saya sangat menikmati masa kecil saya waktu itu. Jarang sekali kami “clash” antar sesama teman karena sering bermain dengan guyub.
Waktu itu tidak merasa cape dan bosan untuk bermain – walaupun sekolah saya jauh. Saya kelas 5 SD join di SD Hutabarat dan melanjutkan ke SMPN 4 BOGOR, Jalan Kartini 16 BOGOR  tidak jauh dari SD Hutabarat. Tapi jaman itu sangat jauh dari rumah tempat tinggal di Sukamulya. Dengan mengayuh sepeda Sukasari – Jl Kartini  bolak balik menjadikan badan serasa sehat sampai sekarang.
Ketika acara Jalan Pagi Sehat di Kebon Raya Bogor

Ada juga sisi lain yang bisa saya ceritakan. Waktu kecil saya dibelikan kambing oleh Kakek saya dan automatis kambing itu menjadi tanggung jawab saya atas kehidupan kambing tersebut. Jadi saya harus ngangon kambing ke lahan kosong sambil main2 supaya kambingnya tidak stress kalau dikandang terus, atau motong rumput buat makanan kambing malamnya, bersihkan kandangnya. Kotorannya dijadikan pupuk tanaman. Hal yang kurang lazim dilakukan teman2 sepermainan pada saat itu di Sukamulya – tanpa malu2 harus dilakukan dengan tanggung jawab soalnya taruhannya nyawa kambing. Alhamdullilah hal itu menjadi latihan mental dan melatih tanggung jawab di usia dini. Demikian juga dengan ternak ayam saya ikut ngurusin kandang ayam yang jumlahnya ratusan ekor. Semuanya saya jalani dengan baik sebagai latihan kerja keras dan pembentukan karakter untuk menjadi orang yang punya tanggung jawab”. (Kota Bogor  memang tidak pernah membosankan, akan selalu ada waktu-waktu untuk mengenang kembali masa-masa nostalgia, masih terasa sisa-sisa dari Bogor yang Indah, Bersih, Dingin, Nyaman dan Aman).
Rapat Alumni SMPN 4 Bogor

Wawancara di Gedung Tegar Beriman BOGOR

Foto bareng teman se Alumni SMP

Foto Besama teman se-CLUB

1 komentar: