
Kota hujan..patilasan, puseur Dayeuh Pajajaran. Dibenten ku Cisadane, dikangkalung Cihaliwung. Baranangsiang .. Kingkila beurang. Palataran tetelar jaman Pakuan. Sipatahunan..jamban larangan. Kedung Agung .. Pangsiraman Kumpul ngagunduk di Kota Hujan Gunung Salak.. semu carinakdak Lir nu sedih nyeungceurikan Bagja awak Cumarita manusa di unggal jaman Pada mawa adanya sewang serangan. Disanggi ku Bp. R. Saleh Danasasmita. diPOSkan oleh : Euis Kurnia Priyatni
Minggu, 26 Juni 2016
Tidjan
Label:
Bogor Heritage,
Tokoh Bogor

Jumat, 08 April 2016
BOGOR KOTA PUSAKA
Mengapa Bogor diberikan predikat Kota Pusaka?
Nilai Kesejarahan Bogor :
1 Jaman Prasejarah : ditemukannya beberapa benda tinggalan jaman prasejarah berusia ribuan tahun sebelum masehi yang membuktikan adanya peradaban kuno di. Bogor (batu dakon, batu congkrang, arca purwakalih dll) .
2. Jaman kerajaan awal : ditemukannya beberapa tinggalan jaman kerajaan Tarumanegara (abad 5 masehi) seperti Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu dll.
3 Jaman kerajaan akhir : ditemukannya tinggalan jaman kerajaan Sunda Pajajaran (abad 15/16 masehi seperti Prasasti Batutulis, naskah naskah kuno yang ditulis pd jaman itu.
4. Jaman kolonial : dijadikan pusat pemerintahan Hindia Belanda (buitenzorg), dibagun istana bogor, pusat penelitian, sampai saat ini tinggalannya terlihat di seluruh penjuru kota bogor (Istana, Kebun Raya, Gedung-gedung tempat Penelitian, rumah tinggal dll) .
5. Jaman . jepang/revolusi kemerdekaan : dibangun sekokah militer pertama untuk kaum pribumi ( PETA) dari kota Bogorlah dihasilkan prajurit tangguh yang akhirnya menjadi inti kekuatan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) hampir seluruh jendral pada masa awal kemerdekaan dididik militer di Kota. Bogor : Jendral Sudirman, Jendral Suharto dll) tinggalannya adalah Museum Peta dan Museum Perjuangan Bogor,
6. Jaman kemerdekaan : banyaknya event nasional dan internasional diselenggarakan di Bogor : konferensi KTN yang menghasilkan Konferensi Asia Afrika, pertemuan-2 antar kepala negara, pertemuan APEC, pertemuan rekonsiliasi pemimpin pemimpin Kamboja yang berperang dan Pertemuan Bogor ini mampu mendamaikan para pihak di Kamboja untuk berdamai sampai hari ini, juga hasil penelitian pertanian banyak dihasilkan dari kota bogor.....
Sekali lagi ;sangat sedikit kota yang mempunyai nilai historis lengkap seperti kota Bogor, yang menancapkan jejaknya pada perjalanan waktu dan sebagian jejaknya masih bisa kita saksikan saat ini. Rawat dan jaga !
(Oleh Taufik Hassunna #Aluspat Bogor)
PAKUAN PAJAJARAN, menurut beberapa SUMBER DARI JAWA.
By : Taufik Hassunna
Tulisan in rangkuman dari sumber sumber literatur tua dari Jawa terutama dari pustaka Keraton Surakarta dan Yogyakarta, sedangkan silsilah para raja jawa dihimpun dan diterbitkan secara khusus dengan judul : Sajarah Karaton Surakarta-Ngayogyakarta (Padmasusastra, tahun 1902, penerbit : Van Dorp)
Dari kajian beberapa sumber dari Jawa , dapat diperoleh gambaran persepsi masyarakat Jawa mengenai tradisi dan sejarah Pakuan Pajajaran, bahwasanya Pajajaran menurut sumber Jawa ((babad, legenda dll) adalah nama suatu kerajaan yang terletak di jawa bagian bagian barat , yang berdiri sebelum kerajaan Majapahit dan sesudah kerajaan Jenggala Kediri.
Sumber JAwa yang menyebutkan Raja Pajajaran adalah sebagai berikut :
1. Dalam Babad Tanah Jawi ; Prabu LalaeyanN Banjaransari, Mundhingsari. Mundhingwangi, Sri Pamekas, Siyungwanara.
Dalam babad Tanah Jawi diceritakan bahwa rajaSri Pamekas berputra 2 orang yaitu Arya Bangah dan Raden Sesuruh, Arya Bangah diangkat menjadi Raja Galuh dan Raden Sesuruh direncanakan menjadi raja di Pajajaran, karena terjadi pertikaian Raden Sesuruh yang kalah, mundur ke timur tiba di gunung Kembang. Atas peunjuk Ajar Cemaratunggal di Gunung Kumbang tersebut, Raden Sesuruh berjalanterus ke arah timur, membuka tanah untuk dibangun menjadi negara, di hutan maja yang berbuah pahit rasanya. Tempat itulah yang kemudian disebut Majapahit, dan disitulah Raden Sesuruh diraajakan serta menurunkaan raja raja. Jawa seterusnya.
2.Babad Pajajaran dan Babad Segaluh ; Harjakusuma, Mundhingsari, Mundhingwangi,Silihwangi, SiyungwaNara.
3. Babad Pasir : Silihwangi dan Banyakbelabur.
4. Babad Nusatembini atau Kitab Mulkiyat: Silihwangi.
5.Dalam Sajarah Karaton Surakarta-Yogyakarta ; Panji Maesa Tandreman, Mundhingsari, Mundhingwangi, Jaka Pangkal atau Pamekas, Siyungwanara atau Sri Maharaja Sekti.
Cerita tentang timbulnyanama Pajajaran terdapat dalam Babad Pajajaran dan Babad Segaluh (Galuh); Harjakusuma putra raja Baanjaransari yang gemar mengembara tiba di padang luas, menjumpai dua batang pohon sawo tumbuh berjajar. Tempat itu kemudian dibuka, dibangun menjadi kerajaan dan diberi nama Pakuan Pajajaran.
Ketuaan kerajaan Pajajaran diuraikan juga dalam kitab Jangka Jayabayayang berisi lambang zaman kerajaan Jawa, bahwa Pajajaran itu mendahului kerajaan Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, dan seterusnya.
Dalam keristologi (ilmu tentang keris) Jawa, Tangguh Pajajaran pun dalam tradisi Jawa termasuk diantara tangguh tertua diantara tangguh Majapahit, tangguh Tuban, tangguh Blambangan, tangguh Pajang, tangguh Mataram.
Genealogi atau silsilah raja raja Jawa di Surakarta dan Yogtakarta yang dihubungkan sampai raja raja Pajajaran, menunjukkan bahwa mereka, raja raja Jawa tersebut merasa keturunan rajaraja Pajajaran, bahwasanya raja raja Pajajaran adalah nenek moyang raja raja Jawa.
Mithe rati Rara Kidul dan legenda meriam Nyai Satomi pun asal mulanya dihubungkan dengan Pajajaran dan Galuh. Keduanya merupakan simbol yang dapat menambah kewibawaan dan keagungan raja raja Jawa bahkan sampai kini.
By : Taufik Hassunna
Tulisan in rangkuman dari sumber sumber literatur tua dari Jawa terutama dari pustaka Keraton Surakarta dan Yogyakarta, sedangkan silsilah para raja jawa dihimpun dan diterbitkan secara khusus dengan judul : Sajarah Karaton Surakarta-Ngayogyakarta (Padmasusastra, tahun 1902, penerbit : Van Dorp)
Dari kajian beberapa sumber dari Jawa , dapat diperoleh gambaran persepsi masyarakat Jawa mengenai tradisi dan sejarah Pakuan Pajajaran, bahwasanya Pajajaran menurut sumber Jawa ((babad, legenda dll) adalah nama suatu kerajaan yang terletak di jawa bagian bagian barat , yang berdiri sebelum kerajaan Majapahit dan sesudah kerajaan Jenggala Kediri.
Sumber JAwa yang menyebutkan Raja Pajajaran adalah sebagai berikut :
1. Dalam Babad Tanah Jawi ; Prabu LalaeyanN Banjaransari, Mundhingsari. Mundhingwangi, Sri Pamekas, Siyungwanara.
Dalam babad Tanah Jawi diceritakan bahwa rajaSri Pamekas berputra 2 orang yaitu Arya Bangah dan Raden Sesuruh, Arya Bangah diangkat menjadi Raja Galuh dan Raden Sesuruh direncanakan menjadi raja di Pajajaran, karena terjadi pertikaian Raden Sesuruh yang kalah, mundur ke timur tiba di gunung Kembang. Atas peunjuk Ajar Cemaratunggal di Gunung Kumbang tersebut, Raden Sesuruh berjalanterus ke arah timur, membuka tanah untuk dibangun menjadi negara, di hutan maja yang berbuah pahit rasanya. Tempat itulah yang kemudian disebut Majapahit, dan disitulah Raden Sesuruh diraajakan serta menurunkaan raja raja. Jawa seterusnya.
2.Babad Pajajaran dan Babad Segaluh ; Harjakusuma, Mundhingsari, Mundhingwangi,Silihwangi, SiyungwaNara.
3. Babad Pasir : Silihwangi dan Banyakbelabur.
4. Babad Nusatembini atau Kitab Mulkiyat: Silihwangi.
5.Dalam Sajarah Karaton Surakarta-Yogyakarta ; Panji Maesa Tandreman, Mundhingsari, Mundhingwangi, Jaka Pangkal atau Pamekas, Siyungwanara atau Sri Maharaja Sekti.
Cerita tentang timbulnyanama Pajajaran terdapat dalam Babad Pajajaran dan Babad Segaluh (Galuh); Harjakusuma putra raja Baanjaransari yang gemar mengembara tiba di padang luas, menjumpai dua batang pohon sawo tumbuh berjajar. Tempat itu kemudian dibuka, dibangun menjadi kerajaan dan diberi nama Pakuan Pajajaran.
Ketuaan kerajaan Pajajaran diuraikan juga dalam kitab Jangka Jayabayayang berisi lambang zaman kerajaan Jawa, bahwa Pajajaran itu mendahului kerajaan Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, dan seterusnya.
Dalam keristologi (ilmu tentang keris) Jawa, Tangguh Pajajaran pun dalam tradisi Jawa termasuk diantara tangguh tertua diantara tangguh Majapahit, tangguh Tuban, tangguh Blambangan, tangguh Pajang, tangguh Mataram.
Genealogi atau silsilah raja raja Jawa di Surakarta dan Yogtakarta yang dihubungkan sampai raja raja Pajajaran, menunjukkan bahwa mereka, raja raja Jawa tersebut merasa keturunan rajaraja Pajajaran, bahwasanya raja raja Pajajaran adalah nenek moyang raja raja Jawa.
Mithe rati Rara Kidul dan legenda meriam Nyai Satomi pun asal mulanya dihubungkan dengan Pajajaran dan Galuh. Keduanya merupakan simbol yang dapat menambah kewibawaan dan keagungan raja raja Jawa bahkan sampai kini.
Label:
Alumni SMANDA Bogor,
Alumni SMPN 4 Bogor,
Aluspat,
Bogor Heritage,
Taufik Hassunna,
Tokoh Bogor
Lokasi:Bogor
Bogor, Bogor City, West Java, Indonesia

Langganan:
Postingan (Atom)